Rabu, 24 November 2010

Jaksa Agung Baru Harus Miliki Nyali Tinggi Sikat Mafia Hukum 
Indra Subagja - detikNews




"Kita harapkan Jaksa Agung yang baru di samping menguasai bidang tugasnya, juga memiliki idealisme dan nyali yang tinggi," kata anggota Komisi III DPR Martin Hutabarat di Jakarta, Rabu (24/11/2010).

Dia menjelaskan idealisme di sini artinya, bagaimana membuat institusi kejaksaan efektif dan jujur melaksanakan tugasnya. Untuk itu Jaksa Agung perlu membenahi internalnya, dan mampu menyuntikkan idealisme atau semangat pengabdian pada anak buahnya.

"Itu yang dirasakan orang mulai tergerus belakangan ini," imbuhnya.

Sedang nyali yang tinggi maksudnya, memiliki keberanian melindungi jajaran kejaksaan dalam melaksanakan penuntutan, meskipun terhadap tekanan kekuasaan dan orang berduit.

"Sekaligus keberanian bertindak tegas terhadap penyimpangan yang dilakukan anak-anak buahnya, dan berkomitmen untuk memberantas mafia hukum yang bercokol di institusinya," imbuh politisi Gerindra ini.

Dia berharap, presiden membuat dan memberi target yang jelas, apa yang harus dicapai oleh Jaksa Agung dalam 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun ke depan.

"Dan tidak ragu-ragu menggantinya di tengah jalan apabila tidak menunjukkan prestasi. Saya berharap SBY yang sudah 6 tahun memimpin penegakan hukum sudah lama memantau calon yang pas untuk itu, oleh karenanya jangan ragu-ragu lagi memutuskannya dalam minggu ini, sebab rakyat sudah terlalu lama menanti," tutupnya.

Sebelumnya Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Sudi Silalahi menyampaikan bahwa nama Jaksa Agung baru akan diumumkan minggu ini. Hanya ada 1 nama calon Jaksa Agung.

"Iya, mudah-mudahan (minggu ini)," kata Sudi usai menghadiri acara peresmian Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara 2010 di Gedung Manggala Wanabakti, Kementerian Kehutanan, Jl Gatot Subroto, Jakarta.

(ndr/nvt)

Senin, 15 November 2010

Lagi-lagi Fuad Minta Koruptor Dihukum Mati
Minggu, 14 November 2010 , 18:05:00 WIB
Laporan: Wahyu Sabda Kuncahyo

KORUPSI/IST
  

RMOL. Korupsi adalah musuh bersama yang dampaknya melebihi kejahatan terorisme. Oleh karena itu, setiap pelaku korupsi layak diberikan hukuman mati.

Hal itu disampaikan politisi Hanura Fuad Bawazier pada diskusi "Makelar Kasus, Mafia Pengadilan dan Politik Hukum Penguasa di kawasan Cikini, Minggu (14/11).

"Saya setuju banget. Ini (koruspsi) lebih berat dari teroris. Lebih baik menghukum mati koruptor daripada menghukum mati teroris," kata mantan Menkeu era Presiden Soeharto.

Hukuman mati memang harus diberikan kepada koruptor. Karena efek korupsi menyerang seluruh sendi kehidupan dan membuat rakyat terus-menerus menderita. [arp]